Bandung, (WRC) – Forum Komunikasi UKM (FKU), yang diikuti oleh beberapa mahasiswa dan beberapa anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) menggelar aksi tuntutan pembenahan fasilitas Student Center (SC) di depan Gedung Rektorat UIN SGD Bandung, pada hari Senin (18/03/19). Dengan tuntutan aksi kepada birokrat untuk segera melakukan perbaikan fasilitas dan pembaharuan sarana dan prasarana yang telah rusak, baik sekretariat maupun fasilititas umum yang di SC.
“Sebetulnya, masalah faislitas ini sudah sering beraudiensi. Sekertaris Pribadi Warek III datang meninjau langsung. Kita juga udah mengajukan proposal, tapi sampai sekarang tidak ada aksinya,” ujar Koordinator Aksi, Ali Abdul Jabar kepada Suaka.
Proposal audiensi juga pernah dilayangkan ke pihak kampus pada tahun 2018 lalu, yang ditanda tangani oleh semua ketua UKM/UKK, meliputi tiga sasaran. Pertama, birokrat harus mampu menciptakan fasilitas UKM/UKK yang memadai baik fasilitas umum maupun khusus guna menunjang kinerja dan aktivitas UKM/UKK. Kedua, mampu meningkatkan produktivitas UKM/UKK untuk kemajuan UIN SGD Bandung. Ketiga, adanya kejelasan dari berbagai persoalan yang kini sedang dihadapi mahasiswa.
SC sangat membutuhkan fasilitas yang mumpuni dan baik. Masalah toilet yang tidak terpisah antara laki-laki dan perempuan ini dikeluhkan oleh banyak mahasiswa, ditambah lagi dengan air yang tidak keluar beberapa minggu terakhir dan kran yang rusak. Tak luput fasilitas musholla yang membutuhkan pembenahan. Juga penerapan jam malam yang dilakukan birokrat untuk menghindari perzinahan, malah dianggap membatasi ruang gerak kreasi UKM/UKK.
“Penerapan jam malam katanya untuk menjaga perilaku buruk mahasiswa agar tidak melanggar moral. Seperti berzina hingga mabok-mabokan. Padahal mahasiswa dituntut menuntut ilmu juga di siang hari, dan waktu kosong kan malam. Ini malah dibatasi dengan mematikan listrik,” keluh Ali.
Fasilitas penunjang UKM/UKK yang tidak merata juga menjadi fokus masalah. Seperti bela diri yang tidak memiliki samsak, taekwondo yang tidak memiliki tempat latihan. Tapi berbeda dengan Badminton yang memiliki Gelanggang Olahraga (GOR) sendiri, begitu juga voli dan basket yang memiliki lapangan.
Aksi tuntutan tersebut ditanggapi dan diapresiasi oleh Wakil Rektor III Muhtar Solihin bidang Kemahasiswaan. Ia mengapresiasi keinginan besar aktivis kampus dalam memperjuangkan hak-haknya. Muhtar mengakui kelemahan kampus akan jauh dari kata sempurna dalam pengurusan SC. Pembenahan sarana dan prasarana kampus terutama SC selalu menjadi program kerja kampus, tetapi permasalahan terletak di eksekutornya, yaitu bagian Umum.
“Saya pikir ini tuntutan yang sangat positif, saya apresiasi sekali karena saat keberhasilan anda berkiprah di UKM/UKK itu juga menjadi sebuah keberhasilan saya. Artinya anda disini menuntut yang terbaik, itu memang yang kami harapkan. Jadi kalo anda ingin berprestasi insyaAllah kami mengimbangi juga. Saya selaku Kemahasiswaan hanya bisa mengusulkan saja, eksekutor ada di bagian Umum,” jelasnya.
Muhtar menambahkan mengenai WC SC yang kurang bersih dan tidak layak pakai akan segera ditindak lanjuti oleh bagian Umum. Termasuk perbaikan kran air yang macet dan lampu toilet yang mati bisa kembali menjadi fungsinya. Kemudian peralatan SC yang memprihatinkan juga ia akan atasi dengan melakukan pembenahan, lampu lantai empat akan terus menyala. Agar semua hak-hak mahasiswa dapat terpenuhi dan tidak lagi menganggu kegiatan UKM/UKK.
Sumber : Suakaonline.com