Pasuruan, WRC – Diketahui Polisi telah mendapatkan sejumlah temuan hasil uji laboratorium forensik kasus atap SDN Gentong 1 di Pasuruan yang ambruk. Penyidik pun mengusut adanya dugaan tindak pidana korupsi dibalik insiden yang menewaskan dua orang tersebut. Dua orang tewas itu yakni, seorang siswa dan guru. Belasan siswa lainnya turut mengalami luka – luka akibat ambruknya atap di SDN Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa (5/11/2019) pagi.
“Baru diambil Polda satu kasus. Sudah indikasi tipikornya sudah kesana, tapi belum menetapkan tersangka,” kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera, Jumat (8/11/2019).
Seperti yang dikutip Merdeka.com, Barung menyebut, pihaknya telah memeriksa 12 saksi terkait insiden ini. Empat saksi itu diantaranya adalah PNS Dinas Pendidikan Kota Pasuruan berinisial RT (43) yang merupakan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pria berinisial LS (38) sebagai Direktur CV. Andalus, Pria berinisial SSM (40) selaku Direktur CV. DHL Putra dan saksi berinisial MR, PNS RSUD Dr R Soedarsono, yang bertindak sebagai PPK pada Dinas Pendidikan Kota Pasuruan, serta delapan saksi lain saat kejadian ialah Guru dan siswa.
Namun menurut Barung, hasil uji laboratorium forensik belum dapat dibuka ke publik. Masih ada mekanisme yang harus dipenuhi penyidik.
“Sudah ada temuan tapi tidak bisa dikeluarkan dulu, masih konsumsi penyidikan. Nanti kalau sudah ditetapkan sebagai tersangka baru kita keluarkan,” ujarnya.
Polisi akan mengumpulkan informasi dari keterangan saksi dan mencocokkan dengan hasil laboratorium forensik. Selain itu, Barung juga mengoreksi proyek renovasi sekolah tersebut pada 2012, yang semulanya disebutkan 2017.
Barung menambahkan, hasil uji laboratorium forensik ambruknya atap SDN Gentong 1 di Pasuruan telah didapat. Salah satu temuannya adalah adanya dugaan kelalaian dalam konstruksi bangunan.
“Pasti (ada temuan kelalaian),” tutur Barung.
Sebelumnya, dalam peristiwa ambruknya atap SDN Gentong 1, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa, Pukul 08.30 WIB telah mengakibatkan sebanyak dua orang meninggal dunia terdiri dari satu siswa dan guru serta belasan siswa lainnya mengalami luka – luka. Gedung sekolah yang ambruk berada di bagian depan terdiri dari empat kelas, yakni kelas 2 A dan B, serta kelas 5 A dan B. (*)